Novel: Tere Liye "Rembulan Tenggelam di Wajahmu"


Judul : Rembulan Tenggelam di Wajahmu
Penulis : Tere Liye
Jumlah halaman : 426 halaman
Penerbit : Republika

Sinopsis:
Novel ini menceritakan tentang kisah perjalanan hidup seseorang bernama Rehan Raujana alias Rey. Rehan Raujana adalah nama pemberian dari ibu pantinya yang sudah meninggal dunia. Rehan yang mempunyai lima pertanyaan besar dalam hidupnya yang tak bisa ia jawab. Nah, sejak kecil Rehan tinggal di sebuah panti asuhan yang sangat dibencinya. Di panti itu Rehan termasuk anak yang nakal, ia selalu berontak yang ia sebut sebagai “penjaga panti sok suci”, ia menyebutnya demikian karena kepribadian penjaga pantinya itu memang sok suci. Bagaimana tidak, penjaga pantinya selalu mendapatkan uang dari para dermawan yang seharusnya untuk anak panti, tapi ia menyimpannya untuk tabungan umrohnya. Sudah begitu, si penjaga panti itu juga bersikap kasar kepada semua anak panti. Tapi walaupun Rehan termasuk anak nakal, tapi sebenarnya ia adalah anak yang baik. Selama di panti, Rehan mempunyai pertanyaan besar “Apakah aku tidak memiliki kesempatan untuk memilih pada saat aku dilahirkan?”. Ia suka memandang rembulan, yang seakan mengerti kesedihannya.
Suatu hari, sesuatu terjadi di panti yang menyebabkan Rehan kabur dari panti asuhan itu dan menjadi anak jalanan. Sebelum kabur, ia sempat mencuri di kantor kepala panti dan menemukan sepotong koran lusuh yang menjadi petunjuk penting masa lalunya. Sebagai anak jalanan, ia mengubah namanya menjadi Rey. Rey menjadi preman yang setiap malam tidur di emperan toko di sudut terminal. Uang hasil mencuri dari kantor kepala panti itu ia gunakan untuk berjudi dan mabuk-mabukan. Dan saat ia berjudi dan menang besar, hal itu menjadikan ia mendapatkan masalah besar, ia ditikam oleh beberapa preman yang tidak dikenal. Ia dilarikan ke rumah sakit di ibukota.
Semenjak Rey pergi dari Rumah Singgah, Rey mengamen di gerbong-gerbong kereta. Setelah dirasa uangnya cukup untuk menyewa tempat tinggal, ia menyewa sebuah rumah petak yang dekat dengan sungai pembuangan sampah, bau memang, tapi tidak masalah untuk Rey. Di tempat tinggal barunya, terdapat sebuah tower air yang sering ia panjat untuk menyendiri dan melihat rembulan. Walaupun kehidupannya baru, tapi ia tidak lupa dengan jasa teman-temannya di Rumah Singgah. Ia sering mengunjungi Rumah Singgah walaupun sembunyi-sembunyi, ia hanya ingin tahu bagaimana keadaan mereka.
Kehidupannya berubah drastis ketika ia ikut dalam pencurian berlian seribu karat yang ditinggalkan rekan mencurinya di tower air. Rekan mencurinya tertangkap oleh polisi dan sudah dihukum mati. Setelah hukuman mati itu, Rey kembali ke kampung halamannya. Dia bertemu dengan seorang gadis bernama Fitri yang ditemuinya di gerbong makan, ia jatuh cinta pada gadis itu.
Di kampung halamannya, ia bekerja sebagai buruh bangunan yang karena kecerdasannya ia perlahan-lahan naik jabatan menjadi kepala mandor. Ia menjadi mandor yang baik, yang membaur dengan buruh-buruh yang lain. Ia bertemu kembali dengan gadis yang ditemuinya di gerbong kereta. Gadis yang penyayang anak-anak itu teryata juga memiliki perasaan yang sama dengan Rey. Walaupun Rey sempat marah saat ia tahu bahwa gadis yang sangat dicintainya itu adalah seorang wanita yang tidak baik. Pada akhirnya ia menerima keadaan gadis itu karena sangat mencintainya. Kemudian ia menikah, keluarga yang bahagia, ia membeli sebuah rumah kecil di dekat pantau. Istrinya hamil namun keguguran. Kesedihan sempat ada, namun hari berganti dan istrinya hamil lagi. Namun takdir berkata lain, istrinya keguguran lagi. Istrinya juga meninggal waktu itu. Bisa membayangkan betapa sakitnya hati Rey? Karena itu, ia memiliki satu pertanyaan lagi “Mengapa Tuhan tega mengambil milikku satu-satunya?”.
Kesedihannya membuatnya tak sanggup lagi tinggal di rumah yang penuh kenangan dengan istri tercintanya. Rey menjual rumahnya dan pergi ke Ibukota. Ia pergi ke tower air yang sering ia panjat untuk melihat bintang. Ia menemukan berlian yang ditinggalkan rekannya di tower air dan menjadikannya modal untuk membangun sebuah bangunan untuk istrinya yang menjadi awal karir barunya. Ia menjadi seorang pengusaha sukses. Menjadi orang yang kaya. Namun diantara harta yang ia miliki, ia tetap merasa sendiri. Itulah pertanyaannya selanjutnya. “Mengapa aku merasa hampa padahal aku telah memiliki segalanya?”.
Disaat ia sakit, Rey diberikan sebuah kesempatan. Kesempatan itu seperti memutar kembali semua kisah hidupnya sejak ia kecil sampai ia jatuh sakit. Dalam kesempatan itu ia didampingi oleh seseorang yang disebut dalam novel ini sebagai “orang berwajah-ramah”. Kesempatan itu diberikan kepadanya hanya karena dia tanpa ia sadari memuji rembulan yang selalu membuatnya merasa tenang, sehingga tanpa ia sadari ia memuji ciptaan Tuhan.
Kesempatan itu menjawab semua pertanyaan besar dalam hidupnya. Yang pada dasarnya  kehidupan adalah sebuah proses sebab akibat. Sesuatu yang kita kerjakan mungkin adalah sebab bagi orang lain. Kehidupan ini saling berkesinambungan. Jangan melihat suatu hal dari satu sisi saja, namun juga dari sisi yang lainnya. Jika kita ditinggalkan oleh seseorang, jangan melihat dari sisi kita sendiri yang ditinggalkan, tapi juga dari sisi orang yang meninggalkan kita. Mungkin orang yang meninggalkan kita akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Berfikir positif terhadap segala hal. Itu adalah pesan yang disamaikan oleh Tere-Liye dalam novel ini. Sangat sederhana namun penuh makna.


Credits/ thanks to: rakbukugratis.blogspot.co.id
Novel: Tere Liye "Rembulan Tenggelam di Wajahmu" Novel: Tere Liye "Rembulan Tenggelam di Wajahmu" Reviewed by Seputar Sarjana on October 30, 2017 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.